Minggu, 26 Juli 2015

Imam Mazhab Menyusun Mazhab dari Al Qur'an dan Hadits


Seperti inilah gambarannya. Para Imam Mazhab yang hidup di abad 2 Hijriyah tsb pahamnya masih murni. Karena jarak mereka dgn Nabi amat dekat. Terpaut kurang dari 200 tahun.

Kita bisa saja berusaha menggali langsung Al Qur'an dan Sunnah. Cuma pahamnya bisa saja beda dgn paham Nabi, Sahabat, serta Ulama terdahulu. Contoh ayat Al Qur'an "Kedua tangan Allah terbelenggu", Ulama zaman dulu tahu itu kiasan yang artinya menurut orang Yahudi, Allah itu pelit. Atau ayat "Tangan Allah di atas tangan mereka", ini bisa beda tafsirnya antara ulama dulu dengan orang2 zaman sekarang. Karena kita belum tentu paham kiasan / gaya bahasa Arab Zaman dulu.

Ibarat sungai, zaman sekarang ini sudah muara. Rasanya sudah payau. Tidak tawar lagi.

Imam Mazhab tsb ada yang hafal Al Qur'an pada umur 7 tahun dan kitab hadits umur 10 tahun. Menguasai 1 juta hadits. Dan punya 900 guru dari generasi anak dan sahabat Nabi. Jadi ilmu mereka silsilahnya sampai ke Nabi. Sedang kita? Belum tentu.


Imam Mazhab menyusun Kitab Fiqih seperti cara mengerjakan sholat dengan mempelajari Al Qur'an dan Hadits dan juga praktek sholat dari anak dan cucu sahabat Nabi. Coba kalau kita belajar sholat langsung dengan membaca Al Qur'an dan Hadits. Kira2 bisa tidak?

Firman Allah:

“…Bertanyalah kepada Ahli Zikir (Ulama) jika kamu tidak mengetahui” [An Nahl 43]

Allah meninggikan ulama dibanding orang2 awam. Pemahaman Ulama terhadap Al Qur’an dan Hadits atau masalah, itu lebih baik daripada pemahaman orang-orang awam:

” ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Mujaadilah [58] : 11)

Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Az-Zumar [39]: 9).

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (TQS.Fathir [35]: 28)

„Adakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (Az-Zumar:9)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah:11)


Allah juga menyatakan bahwa hanya dengan ilmu orang bisa memahami perumpamaan yang diberikan Allah untuk manusia.

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia, dan tiada memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu” (Al ‘Ankabut:43)

Tuhan juga menegaskan hanya dengan ilmulah orang bisa mendapat petunjuk Al Qur’an.

“Sebenarnya, Al Qur’an itu adalah ayat2 yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu” (Al Ankabut:49)



Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/05/27/menghormati-dan-mengikuti-ulama-pewaris-nabi/

Andai ada paham Akhir Zaman, meski mereka menyuguhkan kepada anda berbagai dalil Al Qur'an dan Hadits, jika mereka tidak mau bermazhab, jangan mau ikut. Bisa jadi Al Qur'an dan Hadits tsb cuma di kerongkongan mereka saja sebagaimana hadits2 Nabi di bawah. Mereka tak paham makna sebenarnya. Tak heran akhirnya jika mereka itu tidak beradab dan buruk akhlaqnya. Gemar menghina dan mengkafirkan sesama Muslim yang masih sholat dan ahli kiblat. Minimal menganggap sesat sesama Muslim.

Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)



Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Imam Bukhari menguasai 600.000 hadits. Namun Imam Bukhari hanya menulis sekitar 7 ribu hadits saja dan mengikuti Mazhab Syafi'ie. Demikian pula Imam Muslim dan Ibnu Hajar yang menyusun Kitab Bulughul Marom mengikuti Mazhab Syafi'ie. Padahal Imam Bukhari dan Imam Muslim hidup di abad 3 Hijriyah. Bagaimana dengan kita yang hidup di abad 15 Hijriyah dengan jumlah hadits kurang dari 100 ribu hadits? Mau langsung ke Al Qur'an dan Hadits tanpa lewat Imam Mazhab? Mimpi kali ye. Paling2 seperti hadits Nabi di atas nasibnya.

Tidak ada komentar:

Situs Syiar Islam

Info Indonesia